Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nawir Messi menjelaskan bidang ketenagakerjaan adalah salah satunya perihal yang seringkali dirasakan beberapa investor.
"Sampai ini hari, beberapa investor itu protes pertamanya. Jadi tetap tenaga kerja jadi protes," katanya, dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (7/2).
"Jika ada rincian, daftar reform yang perlu dikerjakan (untuk tingkatkan investasi) saya usulkan tenaga kerja yang pertama. Sebab beban pada industri demikian besar," paparnya.
Menurutnya, perkembangan gaji tenaga kerja di Indonesia tambah lebih cepat dibanding produktivitas industri. Perihal ini pasti memberatkan investor.
"Joke-joke di luar negeri jika kenal dekat dengan investor berikut, 'Ada tidak sich bidang bagian investasi di Indonesia yang tak perlu gunakan tenaga kerja? Saya ingin datang'. Karena sangat susahnya masalah tenaga kerja di Indonesia," papar Nawir.
"Jika ada utak-atik data yang manakah yang bertambah cepat pertumbuhannya gaji tenaga kerja atau produktivitas. Saya meyakini gaji tenaga kerja yang bertambah cepat tumbuh. Is it normal. Coba bertanya negara lainnya jika ada yang demikian," lanjut ia.
Karenanya, ia menginginkan Pemerintah, lewat Kementerian Tenaga Kerja serta Transmigrasi (Kemnakertrans) untuk mengevaluasi kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan.
"Ini saya duga Kemenaker telah waktunya untuk lihat kembali apa rezim ketenagkerjaan yang ada saat ini masih tetap friendly untuk menarik investor ataukah tidak. Jangan-jangan skema ketenagkerjaan kita ini malah jadi constrain buat investor terpenting invstor asing," tandas ia
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi perkembangan investasi akan melambat pada tahun ini. Diantaranya bersamaan berlangsungnya Penentuan Umum (Pemilu) serentak pada April 2019.
Baca Juga : harga kanopi
harga polycarbonate
Ekonom Senior Indef, Nawir Messi menjelaskan, penurunan investasi akan berasa pada semester I-2019. Pada periode ini, investor akan menanti serta lihat keadaan Indonesia mendekati penerapan Pemilu.
"Saya duga jika kita lihat semester I tentu akan tidak berjalan dengan baik. Tahun politik investor wait and see. Lihat apakah yang berlangsung sesudah Pemilu," tutur ia di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Menurutnya, gerakan investasi peluang baru akan berasa di semester II atau saat penerapan Pemilu. Akan tetapi, investor masih akan lihat keadaan dalam negeri menjadi basic untuk akan memutuskan investasi di Indonesia.
"Sesudah pemilu saya duga investor akan lakukan decision, ingin selalu masuk ataukah tidak. Tetapi kami berharap semester II, mulai Juli ke depan akan ada perubahan-perubahan dalam iklim kita," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar