Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Generasi Anti Narkoba Indonesia (GANI) , Djoddy Prasetio Widyawan menyuport penuh pemanfaatan produk tembakau pilihan, terutamanya produk tembakau yg dipanaskan, seperti rokok elektrik. Perubahan itu dipercayai bisa kurangi jumlahnya perokok di Tanah Air.
Ia mengatakan sampai kini faedah dari produk tembakau pilihan sendiri belum dioptimalkan. Ini dipicu jumlah pemikiran negatif pada satu diantara produk tembakau pilihan, ialah rokok elektrik atau vape yg riskan disalahgunakan untuk narkoba.
“Jadi tidak pas untuk industri produk tembakau pilihan untuk disalahkan. Malahan industri ini menunjang untuk menghimpit jumlahnya perokok parah dengan tawarkan produk yg lebih rendah efek, ” kata Djoddy di acara Vape Fair 2019.
Djoddy sayangkan kalau industri tembakau sering jadi korban dari pelaku yg tidak bertanggungjawab dengan lakukan modifikasi produk tembakau pilihan jadi media atau media pemanfaatan narkoba. Imbasnya, stigma warga pada tembakau pilihan jadi buruk.
Karena itu, Djoddy merekomendasikan pemerintah serta pemangku kebutuhan yang lain mau membuat kebijakan pribadi untuk produk tembakau pilihan yg terpisah dari rokok serta sesuai profile risikonya. Dengan demikian dapat meminimalisir penyelewengan.
“Kami siap untuk diikutsertakan pemerintah serta industri tembakau pilihan, terutamanya produk tembakau yg dipanaskan, untuk cari pemecahan untuk warga yg lebih baik.
Ketua Penggabungan Indonesia Bebas TAR (KABAR) serta Pengamat Hukum, Ariyo Bimmo menuturkan kalau disaksikan berdasar analisa produk tembakau pilihan ini memang lebih rendah risikonya daripada rokok konvensional.
Meski demikian tembakau pilihan tidak bebas efek demikian saja, sampai tidak bisa dikonsumsi oleh ibu hamil serta menyusui, anak dibawah usia, atau non perokok.
" Pilihan yg terhebat ialah berhenti merokok, tetapi kalau di rasakan susah karena itu bisa berganti ke produk tembakau pilihan.
Ketua Penggabungan Indonesia Bebas TAR (KABAR) serta Pengamat Hukum, Ariyo Bimmo menilainya kebijaksanaan harga cukai atas cairan rokok elektrik atau vape sebesar 57 % yg berlaku waktu ini begitu tinggi. Kalau dibanding negara Asean lain seperti Filipina harga digunakan di Indonesia juga demikian besar.
" Kalau dibanding Filipina, kita relatif tinggi. Cukai serta harga rokok rendah (di Filipina) serta cenderung merokok lebih rendah dari kita, " ujarnya kala didapati do acara Vape Fair 2019, seperti dicatat Senin (9/9) .
Ariyo menuturkan pengenaan harga cukai pada cairan rokok harga keramik lantai elektrik ini juga musti ada satu analisis yang pasti. Minimal dalam menentukan besaran cukai berkaca terhadap beberapa negara lain biar besarannya dapat diperhitungkan.
" Bila telah miliki penelitian sendiri lebih baik. Buat penelitian serta harga tv led menentukan besaran cukai baik berapakah. Banyak alasan, " ujarnya.
Dirinya sendiri juga minta terhadap pemerintah untuk mengulas kembali kebijaksanaan pengenaan cukai pada cairan rokok elektrik atau vape. Minimal besaran baik yg pas ialah dikisaran 20-30 %.
" Saat ini cukai 57 bila kami lebih rendah (mintanya) tetapi nunggu ketetapan dikeluarkan jangan lantas ada ketentuan lain yg menandingi. Mungkin 20-30 jadi tidam lebih dari itu sebab harusnya ini jadi perangsang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar